Belajar Itu Harus Sungguh-Sungguh
Daftar Isi [Tampil]
Sebenarnya aku sih gak bego. Kalo dibilang pinter juga meragukan sih. Aku merasa sedeng-sedeng aja. Sampai sekarang pun tetep seperti itu. Cuman, waktu di SMA itu aku lagi males-malesnya belajar. Jadinya, yaa, ancur! SD-SMP aku dapet rengking. Mulai kelas 9 aku turun pamor. Masih 10 ter sih, aku rengking 5. Turun banget setelah sebelumnya rengking 3.
Nah, lanjut ke SMA inilah aku kacau. Benar kata orang, kita harus milih-milih berteman. Sebenarnya aku kurang setuju. Tapi imbasnya benar-benar bahaya. Salah pilih teman, bisa-bisa masa depan terancam. Untung aku cuma berteman dengan anak-anak yang doyan gosipan dan males belajar doang. Kalo misalnya berteman dengan orang yang suka freesex, gimana coba?
Semua itu bisa aja diatasi. Teman nggak sepenuhnya salah kalo aku nggak ngikutin mereka. Kekacauanku mulai terbukti. Aku dibenci guru FISIKA karena keseringan ngobrol.Nilaiku merah, dibawah 50. Itu nilai rapot. Aku dongkol bukan kepalang. Rengkingku 17. Maknyuss! Aku malas mengungat cerita ini. Terlebih setelahnya aku dapet rengking 21. -___-
Kelas 11 semester 2, udah mendinganlah. Aku deket sama guru matematika. Temanku jadi pada tau kalo aku pintar matematika, meskipun masih sering remidial waktu ujian. Nama guru itu Ibu Fatma. Ibu yang supel, dan cukup fat (baca: gemuk). Beliau pernah nanya aku dapet rengking berapa, aku jawab aja dengan polosnya, seada-adanya tanpa menutup-nutupi. Setelah tahu aku rengking 21, nggak ada lagi percakapn antara kami. Entah apa yang ada dipikiran beliau saat itu. Pas pembagian rapot, aku rengking 11. Aku girang. Semua ini nggak ada hubungannya sama Ibu Fat.
Naik kelas 12 semakin mendingan lagi. Sampai lulus SMA aku semakin sadar kalo nggak mungkin ada orang yang bisa merubahku, kecuali diriku sendiri.
Jadi yang perlu dipelajari dari kasus ini, barangkali tentang belajar. Belajar bisa dimana aja, kapan aja juga bisa. Jangan pernah menyepelekan belajar. Karena belajar itu penting. Aku mau belajar. Aku mau bersungguh-sungguh. IPK ku smester 3 ini naik 0,17 dari semester lalu yang 3,50. Alhamdulillah banget. Yang paling penting adalah positif thinking!
Posting Komentar untuk "Belajar Itu Harus Sungguh-Sungguh"
Posting Komentar
Saya menghargai setiap komentar yang kamu berikan. Maka jangan pernah sungkan untuk meninggalkan komentarmu. Untuk kepentingan bisnis, silakan hubungi saya via email di wawantjara@gmail.com
Salam!