Ditonjok Orang Gila
Daftar Isi [Tampil]
Kalau
Anda pernah membaca filosofi tentang sahabat sejati, mungkin dua orang ini
masuk dalam syarat atau ketentuan yang berlaku. Sahabat sejati adalah orang
yang pertama kali menertawakan ketika sahabatnya kesusahan. Dan itu pun
spontan terjadi pada Jojo. Jojo senang sekali kala itu menertawakan Gege
ketika Gege mengawali pengakuannya yang pernah ditonjok orang gila.
“Gokil
kamu, Ge” kata Jojo.
Komentar
yang sangat tidak penting ini meloncat dari bibir Jojo ditengah tawanya
yang lumayan mengerikan. Dan Seketika itu juga, Jojo yang selalu
menyembunyikan suara tawanya yang jelek, terpaksa menuangkannya mendadak
seperti suara babi ngorok. Suara Ckakak-ckikik mengerikan itu berlangsung lama
tanpa menghiraukan perintah kerja otaknya yang keriting.
“Kok
bisa?” Tanya Jojo.
“Ceritanya
panjang” Jawab Gege
“Aku
punya banyak waktu” sambung Jojo lagi.
“Waktu
itu aku masih kelas 6 SD, teman-temanku mengajak aku main PS di kampung
sebelah, jaraknya lumayan jauh jadi kami pun memutuskan untuk naik sepeda,”
“Kalian
Mau pesan apa?”
Mendadak
cerita Gege terputus gara-gara teguran kak Ros sang pelayan kantin. Kak Ros
dulunya adalah senior mereka sewaktu SMP.
“Aku
makan lotek aja kak, sama es teh.
Kalau
kamu apa, Ge?”
“Aku
sama kayak dia aja kak, tapi minumnya es jeruk purut , pake gula merah dikit.”
“Wah,
jeruk purutnya kosong tuh,”
“Ya
sudah , es kembang tahu saja kak!”
“Oke..!”
Kak
Ros pun kembali ke tempat asalnya untuk membuatkan pesanan pelanggan pavoritnya
tersebut.
“Terus
gimana?” celetup Jojo.
“Pertamanya
aku tidak pernah curiga, kalau pria dewasa yang ku tengok tengah memegang
celurit di tangannya itu adalah orang gila. Pas aku sampai di persimpangan
jalan hendak nyebrang, otomatis sepeda yang ku kayuh tadi aku hentikan sebentar
dong, dan pria dewasa itu sudah tepat ada di hadapan aku. Aku sedikit nyengir
senyum menatap mukanya sebagai rasa hormat ku terhadap orang yang lebih
tua. Namun, entah kapan mulai nya, hujaman tonjokkan di pelipis kiri ku tergopoh
oleh pria itu. Dalam sugestiku, dunia seolah-olah berhenti sejenak untuk
beberapa detik,” tutur Gege.
“Ah
berle kamu Ge” potong Jojo ngotot.
“Berlebihan
maksud aku, masa iya dunia bisa berhenti?” sambung nya lagi.
“Tidak
berle ah Jo, tapi ya memang begitu yang aku rasakan. Anehnya lagi, aku baru
menyadari kalau aku kena tonjok setelah aku berhasil menyebrang, dan mengayuh
lagi sepedaku sejauh 10 meter.”
“Maksudnya??”
potong Jojo lagi.
“Kepala
ku memang lagi mumet, tidak pernah aku berpikir jika hal ini adalah akibat dari
tonjokkan itu. Namun , ketika aku mengelap setetes cairan yang keluar dari
hidungku dengan tangan, aku bimbang, mengapa cairan itu berwarna merah? Apakah
ini ingus? Mendadak ku hentikan lagi sepeda ku. Kutatap lagi cairan yang
warnanya unik tersebut secara lebih jelas, masih di dunia yang berhenti dalam
sugestiku, akhirnya aku menyadari bahwa cairan itu bukan lah ingus, itu adalah
darah yang keluar akibat tonjokkan di pelipis sebelah kiri ku. Semuanya tampak
meyakinkan lagi ketika pelipis ku terasa sakit kusentuh jemari, dan saat itu
juga dunia ku pun kembali menyala bagaikan radio yang baru saja digantikan
baterai anyar.” tutur Gege.
“Yang
jadi perkara, kok bisa ya itu orang gila nonjok kamu?” Jojo heran.
“Mana
ku tahu, nama nya juga orang lagi sakit jiwa” Jawab Gege penuh canda sambil
memiringkan jari telunjuk di jidadnya.
“Hahaha
ngok ngok”
Jojo
ngakak antusias mendengar cerita Gege. Tetapi suara tawanya yang jelek ,
memaksakan Gege untuk menanyakan penyebabnya .
“Hii...
ketawa kamu kayak babi deh,”
“Sialan
kamu!”
“Serius,
mengerikan sekali.”
“...”
“Kok
bisa begitu?”
“...”
Jojo
terdiam, entah apa yang sedang ia pikirkan.
“Jo...
Maaf kalau aku sudah menyinggung perasaan kamu”
“...”
“Aku
hanya ingin tahu saja, kenapa ketawa kamu bisa ngorok seperti itu? Jelek
sekali, padahal kan muka kamu lumayan cakep, Jo,”
Raut
wajah Jojo tampak mendadak kalem, berubah drastis dibandingkan dengan raut
mukanya tadi ketika ia menertawakan Gege.
“Ge..!”
“Iya...”
“Sebenarnya
aku juga pernah ditonjok orang gila”
“Serius?”
“Iya.”
jawab Jojo singkat.
Lagi-lagi
akan saya garis bawahi, kalau Anda pernah membaca filosofi tentang sahabat
sejati, mungkin dua orang ini masuk dalam syarat dan ketentuan yang berlaku. Sahabat
sejati adalah orang yang pertama kali menertawakan ketika sahabat nya kesusahan.
Hal ini terjadi pula pada Gege. Gege ngakak bersemangat empat-lima mendengar
pengakuan Jojo.
“Kok
bisa?”
“Ceritanya
panjang”
“Aku
punya banyak waktu”
“Ketika
itu usiaku baru 10 tahun, aku tengah bermain bersama teman-teman sebayaku di
pasar tradisional Lubuklinggau. Kami berlima saat itu tengah bermain umumnya
anak-anak seusia kami, kejar-kejaran, petidak umpet, dan seperti itulah adanya
dalam keseharian kami. Kebetulan pula orang tua kami sama-sama berjualan di
pasar itu. Tepat suatu hari yang agak mendung, kami tidak memainkan satu
permainan apapun. Tiba-tiba, di ujung sebelah kulon kami nampak seseorang
laki-laki gila setengah baya berpakaian kumal tengah memamerkan sebuah jurus
kung fu sambil cengengesan” tutur Jojo.
“Terus
apa yang kamu lakukan?” tanya Gege antusias.
“Aku
akan berduel melawan orang gila itu,” jawab Jojo.
“Bagaimana?”
Gege heran
“Kisahnya
begini, dalam perkawanan berlima akulah yang paling sering aneh-aneh.” Papar
nya
“Hehe,
pantasan saja gaya rambut kamu aneh, klimis banget, kebanyakan pake minyak
sayur,” ledek Gege.
“Sialan
kamu, tidak sampai segitunya kali,” jawab Jojo membel diri.
“Iya
deh maaf, tapi tidak apa-apa juga sih, walaupun kamu aneh-aneh gitu, kamu teman
aku Jo” kata Gege
Preeeeeeeeeet...!
Jojo mengentuti Gege.
“Ya
sudah, terus bagaimana tadi?”
“Oh
iya, aku ajak dia berantem lah,”
“Emangnya
kamu berani?”
“Nekat
aja” jawab Jojo.
“Bocah
nekad kamu Jo...!”
“Terserah
kamu mau bilang apa, aku terinspirasi dari sebuah film mandarin yang di
perankan oleh Boboho. Bermodalkan jurus-jurus kungfu yang samar ku ingat,
muncullah keberanian aneh yang tidak ku ketahui asalnya dari mana. Sorak-soray
manusia-manusia bejibun yang sekilas ku tengok bukan dari teman-teman
kecil ku saja, namun orang-orang dewasa laki-laki maupun perempuan juga ikut
bejibun mengelilingi pertandingan kami. Keberanian ku memuncak lagi tatkala
dukungan buat aku selonjor dari segala pihak. Tepuk tangan dari mereka untukku
spontan saat aku mampu menghujam orang gila itu dengan terjangan kaki
kecilku,” tutur Jojo.
“Awal
nya dia yang menyerang aku dahulu, jurus yang dia gunakan tidak
tanggung-tanggung lagi, orang-orang bilang jurus yang dia pakai itu diberi nama
Jurus Sendal Jepit”. Tambah nya.
“Jurus
sendal jepit?” Gege terkejut , sepertinya baru pertama kali dia mengetahui
kalau ada jurus semacam itu.
“Kedua
tangannya di hadapkan ke depan, jemarinya direnggangkan satu sama lain, namun
jari tengah dan telunjuknya dirapatkan sebagaimana jempol kaki dan telunjuk
kaki menjepit sendal jepit pada umumnya. Beragam hujaman pun dia serangkan
padaku. Perseteruan berlangsung lama diantara kami. Hingga Jurus Sendal Jepit
mampu aku lumpuhkan dengan tendangan kecil di jari telunjuknya sebelah kiri.
Dia terjungkal serentak dengan lepasnya Jurus Sendal Jepit itu dari peredaran
ototnya,” Papar Jojo sedikit tentang Jurus Sendal Jepit.
“Wah
, kamu hebat juga ya Jo,” Puji Gege.
“Hehe,
biasa aja ah!” Jojo mengelak
“Terus,
orang gila nya bagaimana?” Tanya Gege.
“Emosi
banget dia, lalu dia pasang kuda-kuda lagi, dan mengepalkan tangan kekarnya
untuk menghujamiku tonjokkan. Aku tidak mau lengah, aku membaca strategi yang
akan dia pakai. Saat dia hendak menonjok aku dari arah kanan, aku mengelak
langsung ke arah kiri. Ketika dia kepalkan tangannya ke kiri ku, aku pun
mengelak lagi ke kanan. Begitu pula tatkala dia hujamkan tangannya ke kepalaku,
aku pun mengelak dengan menunduk ke bawah. Tapi bodohnya aku, ketika dia
tonjokkan tangannya ke arah kepalaku lagi, aku malah medangak ke atas, dan
tonjokkan itu pun mengenai batang leherku. Maksud hati ingin mengelak,
tapi apa daya aku salah rumus. Hingga tonjokkan tersebut membuat aku obname
selama dua hari. Dokter bilang, tonjokkan itu mengenai organ pita suaraku. Aku
Sempat di prediksi tunawicara. Namun, suaraku pulih kembali setelah menelan
puluhan butir pil dan kapsul yang diberikan dokter. Hanya saja, suara tawaku
menjadi berciri khas sampai sekarang ini,” Paparnya panjang lebar.
“Yang
jadi perkara, kok bisa ya itu orang gila nonjok kamu?” Gege pura-pura heran.
“Mana
ku tahu, namanya juga orang lagi sakit jiwa,” Jawab Jojo sambil memiringkan
jari telunjuknya di jidad menirukan adegan yang sama dilakukan Gege sebelumnya.
Gege
terbahak mendengar pengakuan dari Jojo, dia tertawa lepas bagaikan baru saja
menyaksikan acara komedi di televisi. Tidak lama kemudian kak Ros datang lagi
dengan membawa senampan plastik pesanan mereka.
“Waduh...!
Kok seru sekali. Lagi cerita apa toh ini?” tanya kak Ros sambil menyandangkan
pesanan mereka ke atas meja.
“Hehe,
iya nih kak, masa Jojo pernah ditonjok orang gila,” Jawab Gege.
“Bener
itu Jo?” tanya Kak Ros.
“Iya
kak, hehe, tuh kan malu-malu dia,” timpal Gege meledek Jojo.
“Gege
juga pernah kok Kak,” Kata Jojo sinis.
“Jiaaaaaah...!
Tapi kan kamu lebih lucu ditonjoknya Jo,” debat Gege penuh canda.
“Sudah-sudah,
tidak usah diributkan lagi. Kak Ros juga pernah ditonjok orang gila kok,”
pengakuan kak Ros tersebut mereka tercengang mendengarnya.
“Kak
Ros juga?” tanya Jojo bernada tinggi.
“Iya...”
jawab Kak Ros santai.
“Bagaiman
ceritanya?” tanya Gege heran.
“Ceritanya
panjang,” kata Kak Ros enteng.
“Kami
tidak punya banyak waktu,” jawab mereka serentak, sambil memandang satu sama
lain, sambil tersenyum dan sambil memakan lotek.
Sementara
kak Ros berjanji akan menceritakan ceritanya dilain kesempatan.
Posting Komentar untuk "Ditonjok Orang Gila"
Posting Komentar
Saya menghargai setiap komentar yang kamu berikan. Maka jangan pernah sungkan untuk meninggalkan komentarmu. Untuk kepentingan bisnis, silakan hubungi saya via email di wawantjara@gmail.com
Salam!